Kehidupan sosial
merupakan kehidupan antar manusia yang melakukan aktivitas dan interaksi sosial
antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta
terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau
peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
Pada dasarnya kehidupan
sosial di masyarakat seringkali mengalami perubahan-perubahan yang berdampak
positif ataupun negatif. Hal itu dikarenakan kehidupan dalam lingkungan sosial
manusia ditandai dengan adanya keberagaman aktivitas, aneka interaksi, berbagai
pranata yang dibentuk, serta berada dalam suatu lingkungan alam dan buatan
sebagai tempat kehidupannya.
Namun adanya
pertambahan penduduk yang signifikan ternyata dapat berdampak pada perubahan
sosial masyarakat, termasuk perubahan terhadap nilai, sikap, dan pola perilaku
masyarakat.
1.
Meningkatnya
permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Setiap orang
membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Tapi apabila pertumbuhan penduduk yang
semakin lama semakin melonjak, bisa-bisa stok sandang, pangan, dan papan tidak
lagi terpenuhi.
Menurut Thomas
Malthus, dalam An Essay on the Principle
of Population (1798), menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti
pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan.
Di
sana menegaskan bahwa, pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap perubahan, seperti contoh: pada kebutuhan pangan, untuk pemerintahan
pusat, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) sedangkan untuk
pemerintahan daerah, pemerintah memiliki DOLOG (Depot Logistik). Keduanya
sama-sama memiliki fungsi yang salah satunya adalah menjamin ketersediaan
kebutuhan pangan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan lain-lain.
Apabila pertumbuhan penduduk semakin pesat maka pemerintah harus menyedia lebih
banyak suplai makanan, namun jika stok habis maka masyarakat akan kekurangan
bahkan kelaparan.
2.
Berkurangnya lahan tempat tinggal.
Kebutuhan papan merupakan kebutuhan
tersier, namun dewasa ini kebutuhan papan tidak lagi dianggap sebagai kebutuhan
tersier karena rata-rata masyarakat sangat membutuhkannya. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, kita memerlukan sebuah lahan kosong. Apabila pertumbuhan
penduduk semakin pesat maka kebutuhan akan lahan kosong semakin banyak,
sedangkan lahan-lahan kosong semakin hari semakin berkurang bahkan lahan-lahan
hutan dan pertanian terkadang kena imbasnya.
3.
Meningkatnya investor yang datang.
Biasanya para pengusaha
lebih senang membangun tempat usaha di tempat-tempat yang jumlah penduduknya
banyak, hal itu dikarenakan tempat tersebut ramai dan terdapat banyak konsumen.
Di sana para pengusaha cenderung membangun pusat perbelanjaan yang modern atau
yang biasa disebut Mall. Berawal dari sanalah, sifat konsumtif masyarakat
dimulai, karena merasa segalanya serba ada dan telah tersedia, mereka jadi
malas dan tidak kreatif, lalu lama-kelamaan masyarakat menjadi tidak produktif
sehingga merugikan masyarakat itu sendiri.
4.
Meningkatnya angka pengangguran.
Sama halnya dengan permintaan barang
pangan, permintaan akan lapangan pekerjaan juga tidak selamanya tersedia,
maksudnya apabila jumlah penduduk semakin bertambah sedangkan lama-kelamaan
lapangan pekerjaan berkurang maka hal tersebut akan berdampak pada tingginya
tingkat pengangguran di masyarakat. Namun ada beberapa cara yang telah
diupayakan oleh pemerintah yaitu: melakukan program transmigrasi seperti
memindahkan sebagian orang-orang yang ada di kota Jakarta ke luar pulau jawa,
menggalakkan program Keluarga Berencana, pemerataan pembangunan, mengoptimalkan
lahan dengan menggunakan teknologi.
Begitupula
dengan kebudayaan, kebudayaan merupakan sesuatu yang lahir di dalam masyarakat
karena diulang-ulang atau sering dilakukan. Kebudayaan juga merupakan hasil
budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Tidak ada
kebudayaan yang bersifat statis, sehingga dapat berubah seiring perubahan zaman
dan perubahan yang diciptakan oleh manusia-manusia itu sendiri. Terjadinya
perubahan dapat berasal dari:
1. Dalam
masyarakat itu sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Perubahan
lingkungan alam dan fisik lingkungan hidup mereka. Masyarakat yang terbuka
cenderung lebih cepat berubah dan mau berhubungan atau berinteraksi dengan
dunia di luar masyarakat itu.
Gerak tersebut tidak hanya disebabkan oleh jumlah
penduduk dan komposisinya, tapi juga karena adanya difusi kebudayaan,
penemuan-penemuan baru, khususnya di bidang teknologi dan inovasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat
dapat memberikan dampak positif tergantung bagaimana seseorang menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut, dan berdampak negatif apabila
orang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri atau disebut juga maladjusment.
M. si,
Drs. Herimanto, M. pd. 2010. Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nilam,
Yiswi. 2011. Pengaruh Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial dan
terhadap-perkembangan-sosial-dan-kebudayaan/. Diakses 9 November 2012.
0 comments:
Post a Comment